Selamat Datang di Halaman Blog Polres Sumbawa Barat | Link ke polri.go.id | Telah launching sms dan telephone pengaduan masyarakat di nomor 081915998885 sehingga bagi anda yang memiliki informasi kriminal silakan sms ke nomor tsb dan akan segera kami tindak lanjuti. Hubungi kami untuk informasi tempat - tempat vital di KSB | Gabung di Facebook Polres Sumbawa Barat "ANGGOTA POLRES KSB" untuk mendapatkan berita dan informasi kegiatan terbaru di wilayah hukum Polres Sumbawa Barat

Kamis, 30 Juni 2011

POLISI TEWAS DITIKAM SANTRI

Peristiwa penikaman itu dialami Rohkmad saat sedang bertugas.


VIVAnews - Lagi, anggota polisi tewas karena dibunuh. Kali ini peristiwa nahas itu menimpa anggota polisi yang bertugas di Polsek Bolo Kabupaten Bima bernama Rohkmad Saefuddin.

Rokhmad tewas ditikam seorang santri bernama Saban Abdurahman (18). Dia tewas dengan tiga luka tusukan senjata tajam di perutnya pada Kamis, 30 Juli 2011, pukul 03.40 WITA. Tragisnya, peristiwa penikaman itu dialami Rohkmad saat anggota Reskrim di Polsek Bolo itu sedang bertugas.

Kepala Sub Bidang Publikasi Bidang Humas Polda NTB, Ajun Komisaris Polisi Lalu Wirajaya membenarkan peristiwa itu. Menurut dia, peristiwa itu bermula ketika Saban yang masih menjadi santri di Pesantren Khilafiyah Umar bin Khatab, Sanolo, Sila mendatangi kantor polisi untuk memberikan laporan.

Tanpa curiga, Rohkmad yang sedang bertugas langsung menerimanya untuk dimintai keterangan. Namun pada saat itulah tiba-tiba Saban menghunus sebilah sangkur dan menyerang Rohkmad. Meski sempat melakukan perlawanan, namun Rokhmad tak mampu mengatasi serangan yang tiba-tiba itu seorang diri.

Keributan yang terjadi diruangan itu diketahui polisi lainnya dan langsung meringkus Saban. Penangkapan terhadap Saban sempat diwarnai perlawanan sengit dari Saban. Polisi pun melarikan Rohkmad yang bersimbah darah ke Rumah Sakit Bima.

"Luka yang diderita Rohkmad cukup parah dengan tiga luka tusukan diperutnya. Dia menghembuskan nafasnya di Rumah Sakit Bima," kata Lalu Wirajaya di Mataram.

Pasca peristiwa itu, kepolisian dari Resort Bima langsung memperketat penjagaan. Polisi juga sudah menyita sejumlah barang bukti berupa senjata tajam, jaket yang berlumur darah. Namun, sejauh ini polisi belum memperoleh motif dibalik aksi penyerangan santri itu. Dari hasil pemeriksaan sementara, Saban mengaku diperintah tuhan dan menganggap semua polisi kafir.

Polisi terus melakukan pengembangan hingga rumah rekan pelaku bernama Ahmad. Dari rumah tersebut polisi menyita satu kaset CD Player, busur panah, parang dan buku-buku jihad. Meski demikian, polisi belum memastikan apakah Saban termasuk dari kelompok teroris yang beraksi di Bima.

Apalagi, pelaku diketahui juga hendak merebut senjata korban jenis revolver. "Belum ada dugaan kearah terorisme, kasusnya masih kami kembangkan," ujar Lalu Wirajaya.

Terkait dengan peristiwa penyerangan terhadap anggota polisi itu, Polda NTB mengimbau agar seluruh polsek lebih waspada. Lalu Wirajaya juga meminta agar polisi lebih dekat dengan masyarakat sehingga infomasi lebih cepat diterima.
Hingga saat ini kantor kepolisian Sektor Belo dijaga aparat kepolisian dari Resort Bima. Polisi mengantisipasi terjadinya aksi penyerangan lainnya. Laporan: Edy Gustan | NTB (adi)

Sumber :  VIVAnews.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar