Mataram - Bank Indonesia Mataram, memperkirakan memperkirakan musibah gempa dan tsunami yang terjadi di jepang, akan mempengaruhi jumlah royalty yang dibayarkan PT.Newmon Nusa Tenggara pada pemerintah Indonesia .
“ada dua hal yang terjadi sebagai dampak gempa dan tsunami di Jepang. Pertama adalah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan itu tentu mengurangi total penerimaan Newmon dari hasil penjualan konsentrat tembaga dan berdampak terhadap pembayaran,” kata pemimpin Bank Indonesia Mataram H.M.Junaifin di Mataram, Senin.
Usai menggelar rapat koordinasi team pengendali inflasi daerah (TPID) NTB, iya mengatakan, hamper 60 Persen konsentrat tembaga yang diproduksi oleh PT.Newmon Nusa Tenggara di Exspor ke Jepang, selain ke Korea dan sejumlah Negara di Eropa. Menurut Junaifin, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS disatu sisi menguntungkan, namun dari sisi penerimaan Newmon dari hasil penjualan consentrat tembaga ke sejumlah Negara menjadi berkurang. “ Newmon yang dulunya misalnya menerima Rp. 10 Juta dari hasil penjualan consentrat dengan kurs Rp 10.000,- per Dolar AS mungkin sekarang hanya menerima Rp. 8.700 per Dolar AS , “ujarnya.
Berkurangnya penerimaan dari hasil penjualan consentrat tersebut, kata dia, tentu juga akan mempengaruhi nilai royalty yang dibayarkan peru-sahaan tambang itu kepada pemerintah Provensi NTB.
Dampak berkurangnya pembayaran Royalti itu harus diantisipasi royalty itu harus diantisipasi oleh [emerintah Provinsi NTB karena bagaimanapun nilai riyalti PT. Newmon Nusa Tenggara yang beroprasi di batu hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, sudah masuk dalam APBD NTB tahun anggaran 2011. “Newmon membayar Royalti berdasarkan hasil penjualan consentrat. oleh sebab itu, Pemerintah daerah mengantisipasi berkurangnya pembayaran royalty itu dengan mengevaluasi pos-pos pengeluaran, “ujarnya.
Dampak kedua yang ditimbulkan akibat gempa dan tsunami di Jepang, lanjut Junaifin, adalah kemungkinan adanya penyesuaian kentrak kerja sama pengiriman produk-produk selain consentrat tembaga, seperti produk kerajinan dan hasil pertanian.
Pemerintah Jepang untuk saat ini tentu akan lebih focus untuk melakukan perbaikan tehadap infrastruktur penunjang perekonomiannya yang rusak akbat musibah gempa berkekuatan 9 Skala Richter (SR) disertai tsunami.
Junaifin mengatakan, pemerintah Provinsi NTB perlu mengantisipasi sejauh mana dampak musibah yang melanda negeri Sakura tersebut., pemerintah Jepang pasti mempokuskan diri untuk ”recovery” wilayahnya yang terkena dampak gempa dan tsunami, sehingga ada kemungkinan penyesuian kontrak ekspor, “ujarnya.
Sumber :
Edisi : 16-17 Maret 2011
Hal : 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar