Bom yang meledak di pondok pesantren Umar bin Khatab diduga ditujukan untuk polisi. Juru bicara Kepolisian Indonesia Anton Bahrul Alam mengatakan, dugaan tersebut muncul pasca dilarangnya polisi masuk ke lokasi tempat terjadinya ledakan tersebut.
“Di duga bom ini adalah bom rakitan yang memang akan digunakan untuk menyerang polisi. Polisi kesanapun diusir-usir,”
Juru Bicara Kepolisian, Irjen Anton Bahrul Alam menambahkan, polisi sudah meminta keterangan dari 11 anggota pondok pesantren terkait kejadian tersebut.
Hingga malam ini, sekitar 160 personil polisi dari Polres Bima Nusa Tenggara Barat masih belum diperbolehkan masuk ke Pondok Pesantren Umar bin Khatab. Kapolres Bima Fauza Barito mengatakan, pihak ponpes masih melarang polisi untuk melakukan olah TKP di tempat terjadinya ledakan bom. Karena itu, aparat polisi masih akan terus berjaga di sekitar ponpes Umar bin Khatab sambil menunggu kedatangan tim Laboratorium forensik.
“Kita masih belum bisa masuk karena masih menunggu tim dari Labfor datang, ada beberapa orang yang kita periksa. Yah kita memeriksa itu kan untuk mengembangkan kasus ini. Sementara ini kita mau melihat dan mencari data tentang kejadian ledakan bom itu saja.”
Kapolres Bima Fauza Barito menambahkan, negosiasi dengan pihak pondok pesantren masih terus dilakukan. Sebelumnya, santri ponpes Umar bin Khatab melarang polisi untuk masuk ke ponpes untuk melakukan olah TKP. Mereka berjaga di depan ponpes sambil membawa senjata tajam. Kemarin, terjadi ledakan di pondok pesantren tersebut yang menewaskan satu orang pengurus ponpes. Belum diketahui pelaku serta motif kasus ledakan di pondok pesantren tersebut.
sumber : kbr68h.com
“Di duga bom ini adalah bom rakitan yang memang akan digunakan untuk menyerang polisi. Polisi kesanapun diusir-usir,”
Juru Bicara Kepolisian, Irjen Anton Bahrul Alam menambahkan, polisi sudah meminta keterangan dari 11 anggota pondok pesantren terkait kejadian tersebut.
Hingga malam ini, sekitar 160 personil polisi dari Polres Bima Nusa Tenggara Barat masih belum diperbolehkan masuk ke Pondok Pesantren Umar bin Khatab. Kapolres Bima Fauza Barito mengatakan, pihak ponpes masih melarang polisi untuk melakukan olah TKP di tempat terjadinya ledakan bom. Karena itu, aparat polisi masih akan terus berjaga di sekitar ponpes Umar bin Khatab sambil menunggu kedatangan tim Laboratorium forensik.
“Kita masih belum bisa masuk karena masih menunggu tim dari Labfor datang, ada beberapa orang yang kita periksa. Yah kita memeriksa itu kan untuk mengembangkan kasus ini. Sementara ini kita mau melihat dan mencari data tentang kejadian ledakan bom itu saja.”
Kapolres Bima Fauza Barito menambahkan, negosiasi dengan pihak pondok pesantren masih terus dilakukan. Sebelumnya, santri ponpes Umar bin Khatab melarang polisi untuk masuk ke ponpes untuk melakukan olah TKP. Mereka berjaga di depan ponpes sambil membawa senjata tajam. Kemarin, terjadi ledakan di pondok pesantren tersebut yang menewaskan satu orang pengurus ponpes. Belum diketahui pelaku serta motif kasus ledakan di pondok pesantren tersebut.
sumber : kbr68h.com
Alvin:saya sepakat bahwa teroris harus dibrantas.akn tetapi kita harus jeli mliat siapa teroris yg sangat kejam dan mampu mnghacurkan bangsa ini serta masyarakatnya secara perlahan2.teroris itu adalh K O R U T O R.apa yang mereka lakukan bkan hanya akn menyebbkn krugian negar tapi akn membwa masyrkat kejurang kemiskinan dan suda pasti akn trlahir kejahatan dimana.karena msyarakt tdak sejahtra lagi akbat uang negara dikruk olh koruptor.sementara haukum saat ini dlm menindak lnjuti itu masih lemah n banyak neko2 kena hukum negara ini masih memandang status sosyal.bkti nya merka sampai didampingi pengacra trnama dengan bayaran cukup tinggi,bodyguard,dan memakai sepatu mengkliat serta jas.jadi disini kliatan hukum itu blum transparan..krn hukum hanya mampu menyentu level bawah saja dan terciptalah ketidak adlian dan ketidak merdekaan yang akhirnya mnimbulkan kecmburuan soyal dan sikap radikalisme pada negara ini.
BalasHapusjadi inilah yang harus kita perhatikn bersama untuk kita kaji man yang lbh besar keslhan troris bom atau koruptor